DHARMASRAYA | ForumAspirasi.id – Proyek rehabilitasi dan renovasi prasarana MTSN 1 Dharmasraya senilai Rp20,7 miliar dari Kementerian PUPR kini menjadi sorotan setelah ditemukan dugaan ketidaksesuaian teknis pada pembangunan struktur bangunannya.
Dalam pantauan langsung di lapangan, sejumlah kolom (tiang struktur) terlihat tidak menyatu dengan sloof atau pondasi. Kondisi tersebut memperlihatkan seolah pengerjaan dilakukan pada waktu berbeda, tanpa tulangan pengikat (dowel) yang semestinya menyambung keduanya.
Temuan ini jelas bertentangan dengan standar konstruksi beton bertulang, di mana kolom dan sloof wajib dibuat monolit untuk menjamin kekuatan struktur secara menyeluruh.
Seorang aktivis peduli pembangunan, Tanol, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Pondasi dan tiang itu harus saling mengikat. Kalau tulangannya tidak tersambung, itu berbahaya bagi kekuatan bangunan,” tegasnya.
Selain dugaan kesalahan struktur, area pengecoran juga tampak kotor dan dipenuhi potongan kayu, sisa material, serta pecahan beton. Praktik ini berpotensi menurunkan kualitas bangunan karena proses pengecoran seharusnya dilakukan pada permukaan yang bersih dan sesuai prosedur teknis.
Tak hanya itu, gambar kerja (drawing) yang biasanya wajib dipajang di lokasi proyek tidak ditemukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan karena tanpa drawing, pekerjaan dapat berlangsung tanpa panduan teknis yang jelas.
Dari sisi keterbukaan informasi publik, ketidakhadiran gambar rencana dan informasi standar lainnya diduga melanggar prinsip UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP), yang mewajibkan proyek pemerintah terbuka pada detail pelaksanaan.
Di lapangan, seorang pekerja yang ditemui mengaku tidak mengetahui detail proyek.
“Kita cuma tukang. Pengurus lapangan ada si Jo di dalam, kita tidak tahu,” ujarnya singkat sambil menghindar.
Saat awak media mencoba mengonfirmasi, orang yang diduga pengurus lapangan justru menghindar dan tidak bersedia memberikan penjelasan.
Kepala Sekolah MTSN 1 Dharmasraya, Kartina, yang turut dikonfirmasi, juga mengaku tidak mengetahui detail teknis pekerjaan.
“Kami hanya menerima hasil jadi. Terkait teknis, kami tidak paham,” katanya melalui pesan WhatsApp.
Hingga berita ini diterbitkan, kontraktor pelaksana PT Andica Parsaktian Abadi, pengawas teknis, dan PPK belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan kejanggalan dan ketidaksesuaian pekerjaan dengan spesifikasi teknis.










