Kembali Terpantau, SPBU 13.283.615 Sekijang Diduga Jadi Sarang Mafia Solar, Truk Pelansir Bebas Keluar Masuk

PELALAWAN | ForumAspirasi.id – Aktivitas mencurigakan di SPBU 13.283.615 Sekijang, Kecamatan Bandar Sei Kijang, kembali jadi buah bibir warga. Meski sudah berkali-kali dipublikasikan Garda45.com soal dugaan penyaluran BBM subsidi yang diduga dimainkan oknum pelansir, SPBU ini tetap berjalan seperti biasa. Truk-truk besar, termasuk armada perusahaan pengangkut kayu balok, terlihat bebas mengisi solar subsidi sejak pagi hingga malam.

Kembali penelusuran media ini pada Sabtu (22/11/25) memperlihatkan kondisi tidak berubah sejak pemberitaan 18 November lalu. Puluhan truk mengular di halaman SPBU. Sebagian besar diduga kuat kendaraan pelansir yang menimbun solar subsidi untuk kemudian dijual kembali demi meraup keuntungan pribadi. Aktivitas itu berlangsung terang-terangan, seolah menjadi rutinitas harian yang sudah lama mapan.

Beberapa kendaraan perusahaan pengangkut kayu balok ikut antre tanpa hambatan. SPBU tersebut tampak menjadi titik tetap bagi para pelansir mengisi stok yang kemudian diduga diperdagangkan lagi ke pengepul.

Truk-truk pelansir hilir mudik. Datang, isi penuh, pergi, lalu kembali tak lama berselang. Polanya menyerupai transaksi terstruktur. Warga menyebut apa yang terjadi bukan lagi dugaan penyimpangan biasa, tapi sudah mengarah pada operasi mafia BBM.

Padahal aturan jelas bahwa solar subsidi hanya untuk kelompok berhak, bukan kendaraan operasional perusahaan besar. Namun di SPBU 13.283.615, aturan itu seolah tak berlaku.

SPBU tersebut dinilai tidak menjalankan ketentuan distribusi solar subsidi. Armada perusahaan masuk keluar seperti tanpa takut penindakan. Situasi ini disinyalir adanya pembiaran dari pihak tertentu, membuat SPBU itu terkesan kebal dari tindakan Pertamina maupun aparat penegak hukum.

Disisi lain, banyak pihak mempertanyakan mengapa SPBU ini seakan mendapatkan perlindungan. Tidak ada sanksi, tidak ada penindakan, padahal pemberitaan mengenai dugaan penyalahgunaan solar subsidi di SPBU ini sudah berulang kali muncul.

Warga sekitar menilai ada dugaan keterlibatan atau pembiaran dari oknum tertentu yang membuat SPBU tersebut tetap nyaman menjalankan aktivitas mencurigakan itu.

Seorang warga, H, yang melintas sore itu, tak dapat menyembunyikan kekesalannya. Ia mengaku sudah lama melihat praktek tak wajar di SPBU tersebut.

“Kami yang susah, pak. Mau isi solar subsidi saja sering tak kebagian. Truk-truk besar itu bolak-balik mengisi. Sudah lama begini, tapi Pertamina diam saja,” ucapnya.

H menyebut sopir pelansir dan armada perusahaan tampak sangat leluasa mengisi solar subsidi, sementara warga yang memang berhak sering pulang dengan tangki kosong.

“Terlihat seperti ada yang membiarkan. Pelansir masuk keluar, tidak ada tindakan. Berita soal SPBU ini sudah berkali-kali muncul, tapi tak ada perubahan. Mereka tetap jalan,” ujarnya.

“Kami minta polisi bertindak tegas terhadap mafia BBM di SPBU ini. Pertamina juga harus memberi sanksi ke SPBU ini. Kami yang benar-benar butuh justru yang paling kesulitan,” tegasnya.

Media ini berupaya meminta klarifikasi kepada Hamdan, yang disebut sebagai manajer SPBU 13.283.615. Pesan WhatsApp sudah dikirim ke nomor pribadinya, 08238764XXXX, pada Minggu (23/11/25). Namun hingga berita ini dirilis, tidak ada jawaban atau penjelasan apa pun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *